Dari : Situs Alfi Laporan Study Tour Bandung

Translate

Kamis, 01 Januari 2015

Study Tour Bandung



 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Study Tour Ke Bandung ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.     
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dari laporan perjalanan ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


















DAFTAR ISI

I.                PENDAHULUAN
1.     Latar belakang kegiatan
2.     Tujuan kegiatan
3     Anggota
4.     Waktu
5.     Tempat yang dikunjungi
6.     Biaya
II.                 ISI
1.      Perjalanan/Keberangkatan
2.      Suasana dan sejarah Gunung Tangkuban Perahu
3.      Suasana dan sejarah Museum Geologi
4.      Suasana dan sejarah Museum KAA
5.      Cibaduyut
6.      Perjalanan pulang
III.                  PENUTUP
1.      Kesimpulan
















 BAB l
Pendahuluan

1.Latar belakang kegiatan
Proses belajar bagi siswa/i tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi dapat juga di luar kelas. Dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap sesuatu yang belum kita ketahui maka perlu di adakannya kunjungan ke objek-objek peninggalan bersejarah.

2.Tujuan kegiatan
Tujuannya untuk melihat secara langsung benda-benda atau bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi kekayaaan dan mengetahui sejarah-sejarahnya dan juga untuk mengetahui ragam budaya yang ada di sekeliling kita dan melihat salah satu keajaiban dunia yang ada di wilayah Republik Indonesia, sehingga timbul rasa memiliki untuk menjaga dari kerusakan dan melestarikannya.Dan menambah wawasan.

3. Peserta
Jumlah peserta yang mengikuti study tour ke Bandung yaitu siswa-siswi kelas 7,8,dan 9 mulai dari kelas 7 sebagian sampai 9 E,dan beberapa pembimbing.

4.Waktu
Waktu dilaksanakan pada hari Senin 22 Desember – Rabu 24 Desember 2014




5.Tempat yang dikunjungi
   Tempat yang dikunjungi saat berwisata ke Bandung yaitu:
- Gunung Tanguban Perahu
- Museum Geologi
- Museum KAA
- Cibaduyut  
6.Biaya
Biaya yang dikenakan RP.450.000







BAB II
                               ISI

    1. Persiapan dan pemberangkatan
          Sebelum kami berangkat,kami melakukan beberapa persiapan,yaitu;
a.    Check-in peserta.
b.    Pengarahan dari pembimbing.
c.    Do’a bersama.
    Kami datang ke sekolah pukul 11.00, dan berangkat pukul 13.00, menunaikan shalat Duzhur di sekolah.

      Pada hari Senin, 22 Desember 2014 kami berangkat menuju Bandung pada pukul 13.00. Pada Pukul 19.00 ,kami istirahat di Restaurant Candhi Sari Kebumen,lalu melanjutkan perjalanan kembali.
Kami tiba di bandung Pukul 04.30,beristirahat dan menunaikan sholat subuh,dan makan pagi.Pada pukul 07.30 Kami melanjutkan perjalanan menuju Gunung Tangkuban Perahu.Kami sampai di Gunung Tangkuban Perahu pada pukul 08.00.

2. Gunung Tangkuban Perahu

A.Gunung Tangkuban Perahu

 S

Uasana di Gunung Tangkuban Perahu sangat ramai,dan banyak turis yang berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu,tetapi bau belerang yang sangat tidak enak kami harus memakai masker.
Sejarah Gunung Tangkuban Perahu.
Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban Perahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Legenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi terciptanya Danau Bandung dan Gunung Tangkuban Parahu.
Penelitian geologis mutakhir menunjukkan bahwa sisa-sisa danau purba sudah berumur 125 ribu tahun. Danau tersebut mengering 16.000 tahun yang lalu.
Telah terjadi dua letusan Gunung Sunda purba dengan tipe letusan Plinian masing-masing 105.000 dan 55.000-50.000 tahun yang lalu. Letusan plinian kedua telah meruntuhkan kaldera Gunung Sunda purba sehingga menciptakan Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang (disebut juga Gunung Sunda), dan Gunung Bukittunggul.
Adalah sangat mungkin bahwa orang Sunda purba telah menempati dataran tinggi Bandung dan menyaksikan letusan Plinian kedua yang menyapu pemukiman sebelah barat Ci Tarum (utara dan barat laut Bandung) selama periode letusan pada 55.000-50.000 tahun yang lalu saat Gunung Tangkuban Parahu tercipta dari sisa-sisa Gunung Sunda purba. Masa ini adalah masanya Homo sapiens; mereka telah teridentifikasi hidup di Australia selatan pada 62.000 tahun yang lalu, semasa dengan Manusia Jawa (Wajak) sekitar 50.000 tahun yang lalu.
Sangkuriang dan Falsafah Sunda
Legenda atau sasakala Sangkuriang dimaksudkan sebagai cahaya pencerahan (Sungging Perbangkara) bagi siapa pun manusianya (tumbuhan cariang) yang masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan menemukan jatidiri kemanusiannya (Wayungyang). Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini akan melahirkan kata hati (nurani) sebagai kebenaran sejati (Dayang Sumbi, Rarasati). Tetapi bila tidak disertai dengan kehati-hatian dan kesadaran penuh/eling (torompong), maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh rasa kebimbangan yang terus menerus (digagahi si Tumang) yang akan melahirkan ego-ego yang egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (Sangkuriang). Ketika Sang Nurani termakan lagi oleh kewaswasan (Dayang Sumbi memakan hati si Tumang) maka hilanglah kesadaran yang hakiki. Rasa menyesal yang dialami Sang Nurani dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan rasio Sang Ego (kepala Sangkuriang dipukul). Kesombongannya pula yang memengaruhi “Sang Ego Rasio” untuk menjauhi dan meninggalkan Sang Nurani. Ternyata keangkuhan Sang Ego Rasio yang berlelah-lelah mencari ilmu (kecerdasan intelektual) selama pengembaraannya di dunia (menuju ke arah Timur). Pada akhirnya kembali ke barat yang secara sadar maupun tidak sadar selalu dicari dan dirindukannya yaitu Sang Nurani (Pertemuan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi).
Walau demikian ternyata penyatuan antara Sang Ego Rasio (Sangkuriang) dengan Sang Nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi), tidak semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency – silih asih-asah dan silih asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (membuat Talaga Bandung) yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya (Citarum). Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh Sang Ego Rasio sendiri (pembuatan perahu). Keberadaan Sang Ego Rasio itu pun tidak terlepas dari sejarah dirinya, ada pokok yang menjadi asal muasalnya (Bukit Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari awal keberada-annya (timur, tempat awal terbit kehidupan). Sang Ego Rasio pun harus pula menunjukkan keberadaan dirinya (tutunggul, penada diri) dan pada akhirnya dia pun akan mempunyai keturunan yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu semuanya berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang).
Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk bersatunya Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani yang tercerahkan (hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi), gagal karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (boeh rarang atau kain kafan). Akhirnya suratan takdir yang menimpa Sang Ego Rasio hanyalah rasa menyesal yang teramat sangat dan marah kepada “dirinya”. Maka ditendangnya keegoisan rasio dirinya, jadilah seonggok manusia transendental tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya (Gunung Tangkubanparahu).
Walau demikian lantaran sang Ego Rasio masih merasa penasaran, dikejarnya terus Sang Nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu antara Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani. Tetapi ternyata Sang Nurani yang tercerahkan hanya menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami Sang Ego Rasio (bunga Jaksi).
Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran berakhirnya kepongahan rasionya (Ujungberung). Dengan kesadarannya pula, dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi keangkuhan rasio (gunung Manglayang). Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi yang santun dengan siapa pun (Sanghyang Tikoro atau tenggorokan; bahasa Sunda: Hade ku omong goreng ku omong). Dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk ke dalam mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat.

 


3.Museum Geologi
   S
Uasana di Museum Geologi Sangat Indah dan ramai, banyak pengunjung dari Berbagai Sekolahan, dan banyak pedagang di sekeliling Museum.
Museum Geologi diresmikan sejak 16 Mei 1929 dengan nama Geologische Museum. Museum ini sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850an oleh Dienst van het Mijnwezen, yang berkedudukan di Bogor. Beragam koleksi batuan, mineral,meteorit, fosil dan artefak ada di museum ini. Kita dapat mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk, sejarah kehidupan dari masa ke masa, fenomena geologi Indonesia serta hubungan geologi dengan kehidupan manusia. Daya tarik utama koleksi Museum Geologi adalah fosil manusia purba Homo erectus, fosil gajah purba Stegodon trigonocephalus dan replika fosil dinosaurus karnivora terbesar dan terganas, Tyrannosaurus rex yang hidup pada zaman kapur.
 
 

 
Alamat
Diponegoro 57, Bandung 40122
Tel. +62 22 720-3822
Fax. +62 22 721-3934
E-mail:
museumgeologi@grdc.esdm.go.id
Website:
museum.bgl.esdm.go.id

Menuju ke sini
Dengan berkendara:

  • 25 menit dari Bandara Husein Sasatranegara
  • 15 menit dari Stasiun Kereta Api Bandung
  • 30 menit dari Terminal Bis Leuipanjang
  • 15 mnit dari Terminal Bus Cicaheum

Jam Buka Museum
Senin-Kamis: 09:00-15:30 WIBB
Sabtu-Minggu: 09:00-13:30 WIBB
Tutup pada hari Jumat dan libur Nasional

Tiket
Tidak dikenakan biaya




4.Museum KAA
Suasana di Museum sangat ramai,dan Indah
v  KUNJUNGAN MUSEUM
Museum Konperensi Asia-Afrika, tempat sejarah Asia dan Afrika dikibarkan, tempat Kemitraaan Asia dan Afrika ditegakkan demi masa depan yang lebih baik.
Berlokasi di Bandung, Museum Konperensi Asia-Afrika memiliki sejarah sebagai tempat Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. Museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 24 April 1980 pada Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia-Afrika.
Menyambut Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2005 serta Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika, museum tersebut direnovasi. Perubahan pada diri Museum Konperensi Asia-Afrika sedang dan akan terus berlangsung, menuju satu museum dengan berbagai ruang pamer pilar-pilar Kemitraan Asia-Afrika, dilengkapi dengan perpustakaan modern Asia-Afrika.
v  SEJARAH 1955
Berakhirnya Perang Dunia II (Agustus 1945) tidak serta merta mengakhiri situasi permusuhan antarbangsa. Situasi dunia terus memanas akibat adanya 'Perang Dingin' antara Blok Barat dan Blok Timur, serta masih adanya penjajahan, terutama di kawasan Asia dan Afrika. Pengembangan senjata nuklir juga semakin menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dunia selanjutnya.
Saat situasi dunia semakin tak menentu, berlangsunglah Konferensi Asia-Afrika pada 18-24 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung, diikuti 29 negara. Hasil Konferensi Asia-Afrika yang paling terkenal adalah Dasasila Bandung, atau Sepuluh Prinsip dari Bandung. Prinsip-prinsip ini kemudian menjadi pedoman bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam menggalang solidaritas dan kerja sama internasional. Semangatnya telah menambah kekuatan moral bagi para pejuang kemerdekaan bangsa-bangsa tersebut.
v  GEDUNG MERDEKA
Gedung Merdeka, arsitektur yang tak lekang oleh waktu dan sarat makna. Terletak di Jalan Asia-Afrika, Bandung. Berdiri pada tahun 1895 sebagai tempat perkumpulan orang-orang Eropa, Societeit Concordia.
Gaya Art deco ditonjolkan oleh C.P. Wolff Schoemaker pada tahun 1921 untuk memberikan warna rekreasi pada Gedung Merdeka. Perancang A.F. Aalbers, pada tahun 1940 menambahkan Gaya Internasional. Gaya untuk menarik lebih banyak anggota bergabung di Societeit Concordia.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung itu berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan dan digunakan sebagai pusat kebudayaan. Menjelang Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, gedung itu mengalami perbaikan dan diubah namanya oleh Presiden Republik Indonesia, Soekarno, menjadi Gedung Merdeka.
v  PAMERAN TETAP
Ruang Pameran Tetap memamerkan koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa yang melatarbelakangi Konperensi Asia-Afrika, Pertemuan Tugu, Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, Konperensi Asia-Afrika 1955, dan dampak Konperensi Asia-Afrika bagi dunia internasional, serta profil negara-negara peserta Konferensi Asia-Afrika yang dimuat dalam sarana multimedia.

v  PERPUSTAKAAN
Perpustakaan mengoleksi buku-buku sejarah, politik, sosial dan budaya negara-negara Asia-Afrika; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia-Afrika, konferensi-konferensi pendahulu, KTT Asia-Afrika 2005, serta majalah, surat kabar, dan 'Braille Corner' untuk para tunanetra.


v  INTERNET
Tersedia fasilitas komputer dengan koneksi internet dan Wi-Fi

v  RUANG AUDIOVISUAL
Ruang Audiovisual menayangkan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia-Afrika, konferensi-konferensi pendahulu, konferensi selanjutnya dan KTT Asia-Afrika tahun 2005. Selain itu ditayangkan pula pemutaran dan diskusi film tematik secara berkala mengenai kehidupan sosial budaya bangsa-bangsa Asia Afrika.


v  KEDAI CENDERA MATA
Berbagai macam cendera mata unik dan khas tersedia di kedai cendera mata.

v  KEGIATAN KOMUNITAS
Sebagai hasil jalinan kerja sama dengan sejumlah komunitas, Museum Konperensi Asia-Afrika yang berbasis pada konsep 'Participatory Museum' memiliki sejumlah program publik.


v  PEMANDUAN
Tersedia pemandu untuk kunjungan kelompok dalam bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Inggris, dan bahasa Perancis yang memerlukan reservasi sebelumnya.

v  PERATURAN BERKUNJUNG
Demi kenyamanan pengunjung museum, mohon agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         Tidak berlarian di museum. Bicaralah dengan nada tenang. Gunakan suara rendah di semua area museum agar tidak mengganggu pengunjung lain.
·         Harap tidak makan, minum, mengunyah permen karet, atau menggunakan produk tembakau lainnya di dalam museum kecuali di kafe museum.
·         Pengunjung tidak diperbolehkan membawa senjata atau sejenisnya.
·         Tidak diperkenankan membawa binatang peliharaan.
·         Tidak diperkenankan mengenakan sandal jepit atau sejenisnya.
·         Boleh berfoto namun tidak menggunakan kilat dan kaki tiga (tripod).
·         Untuk meningkatkan interaksi, pengunjung disarankan mengurangi penggunaan ponsel kecuali pada keadaan darurat saja.
·         Tidak menyentuh artefak.
·         Tidak masuk ke tempat dimana tur sedang berlangsung, silakan kembali kemudian.
·         Tidak menggunakan perangkat pameran sebagai alas untuk menulis.
Museum Konperensi Asia-Afrika juga menyelenggarakan kegiatan pameran temporer tematik secara berkala yang berkaitan dengan Semangat Bandung dan Kerjasama Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika (NAASP). Untuk informasi terkini termasuk kegiatan pameran temporer dan kegiatan komunitas lainnya dapat dilihat pada publikasi cetak atau melalui website kami: www.mkaa.or.id
v  JALUR ANGKUTAN UMUM
1.      Dari Terminal Bus Cicaheum: Naik bus kota jurusan Cicaheum-Leuwi Panjang. Turun di Halte Bus Asia-Afrika. Jalan kaki sejauh kurang lebih 100 meter ke barat menuju Alun-alun Bandung.
2.      Dari Terminal Bus Leuwi Panjang: Naik bus kota jurusan Cicaheum-Leuwi Panjang. Turun di Halte Bus Alun-alun Bandung. Jalan kaki sejauh sekitar 100 meter ke timur menuju Jalan Braga.
3.      Dari Stasiun Kereta Api Kebon Kawung Bandung: Naik angkutan kota jurusan St. Hall-Gedebage. Turun di perempatan Jalan Braga-Naripan. Jalan kaki ke arah selatan sejauh kurang lebih seratus meter menuju Jalan Braga.

v  ALAMAT:
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Jl. Asia-Afrika no. 65
Bandung
Jawa Barat
4.      Telp. 022 423 3564
Fax. 022 423 8031
5.      http://www.mkaa.or.id
http://www.asianafrican-museum.org
6.      JAM KUNJUNGAN:
Senin - Jumat 08.00-15.00
Museum tutup tengah hari (12.00-13.00) untuk istirahat siang.
7.      Pengunjung berkebutuhan khusus dan kunjungan berkelompok lebih dari 25 orang harap melakukan reservasi sebelumnya.
8.      TIKET:
Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk kecuali untuk kegiatan tertentu.



5.Cibaduyut
Kami disana berbelanja seperti Sovenier,Baju,Sepatu,DLL.Sangat banyak pengunjung yang datang membuat tempat menjadi gerah, dan dipenuhi oleh pengunjung.






















6.Perjalanan Pulang
Kami pulang dari Bandung pukul 19.00.Kami beristirahat di pusat oleh – oleh, dan berbelanja oleh – oleh khas Bandung.Kami sampai di Jogja pukul 09.00, beristirahat dan makan pagi. Kami melanjutkan perjalanan.Sampai di Sekolahan pukul 14.00.






















BAB III Penutup
A.Kesimpulan
Wisata merupakan sarana yang mampu untuk mengobati segala jenis kepenatan hidup, apalagi objek wisatanya mengacu pada pendidikan yang mampu menambah wawasan dan pengetahuan dengan cara yang menarik. Hal inilah yang diterapkan pada setiap kegiatan Studi Lapangan Komprehensif SMP N 2 Jenawi, dimana objek wisata yang dikunjungi mendominasi pada peningkatan kemampuan berfikir yang memiliki berbagai unsur.